REVIEW: Sulam Alis Pertama Kali

Hai hai, apakah kalian pernah mengalami yang "pertama" dalam hidup? pastinya sering dong ya. Dari kita bayi, pertamanya kita keluar dari dunia ini, nangis pertama kali, minum susu pertama kali, ketawa pertama kali, fast foward, masuk SMA pertama kali, kuliah pertama kali, tes kerja pertama kali, hingga akhirnya kita mati pertama kali (sori, bercanda kelewatan, kita stop). But well, aku pribadi sering mengalami kebingungan ketika menghadapi sesuatu pertama kali. Dan aku kagum pake banget sama orang-orang yang bisa tetap tenang dan keep their composure ketika menghadapi hal yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya. Hmm, mungkin yang dibilang orang dan buku itu benar, terlepas dari sifat manusia yang berbeda-beda, "pengalaman mempermudah semuanya." So kalau teman-teman juga, tipe yang kadang panik ketika menghadapi hal yang belum pernah dihadapi sebelumnya, mari kita sama-sama belajar untuk lebih tenang dan berdoa untuk diberikan kebijaksanaan menghadapi hal-hal baru, sehingga kita bisa mendapatkan pengalaman untuk menghadapi hal baru lainnya *well, make sense right?* XD

Bicara soal pengalaman pertama, kali ini aku akan memberikan review soal sulam alis yang pertama kali kujalani. Hmm, jujur membuat keputusan ini tidaklah mudah. Aku butuh waktu 2 tahun untuk akhirnya memutuskan, "oke, aku akan sulam alis ini." Dan alasan paling dasar dari semua ini adalah ke-efisiensi-an. Alis itu memakan waktu paling besar dalam dunia per-makeup-an ku. Karna *namanya juga manusia* ya *atau hanya aku* seringkali aku menggambar alis itu, agak naik sebelah atau agak tebal sebelah atau agak panjang sebelah, dan pada saat gambar itu gak terasa beda, tapi setelah full make up baru terasa *ahhh, mencong* yang akhirnya harus aku perbaiki lagi, tapi perbaiki yang sebelah, malah jadi beda dengan yang sebelah, akhirnya hal tersebut terus berlanjut hingga aku dimarahi oleh orang rumah atau sang pembawa perjalanan karena "sudah telat" hiks. Dan bukannya aku gak pernah menggambar alis yang "perfect nomero uno" tapi jumlah ke-perfect-kan-nya selalu lebih kecil daripada jumlah ke-amburadul-an-nya. akhirnya berbekal rasa lelah menghadapi siklus ini terus-menerus hayati pun mulai mencari sang pelukis alis yang cucok di mata hayati. Tentu sajah hayati punya syarat. Pertama, aku hanya ingin dilukis cukup untuk jadi guidance aku menambah alisku sendiri dengan brow pencil atau brow powder, jadi gak lerlalu lebar, gak terlalu panjang, dan gak terlalu tebal (walopun yang terakhir agak relatif ya, tetap harus kita sesuaikan sendiri). Kedua, hayati ingin digambar sampai pas centi, bentuk dan kepanjangannya hingga hayati srek untuk melanjutkannya ke jenjang pertintaan. Dan yang terakhir yang sama pentingnya aku tak ingin alis yang mendatar terus segaris-garis yang terlalu jelas seperti ulat bulu begitu. Nah syarat ini tidaklah banyak namun pastinya minta kenak tabok 😂, dan bukanlah hal yang mudah untuk menemukannya. Ada sekitar 5 tempat yang kujalani dan memperhatikan setiap profilenya hingga akhirnya aku memutuskan menjatuhkan hatiku di salah satu tempat alis di mall kota medan. Hahaha. Aku gak kepikiran foto tempatnya, well, aku punya kartu namanya. Nanti akan ku lampirkan di bawah, tapi beneran bukan endorse, aku suka banget sama hasil dari tempat ini. Sang pelukis (hehe, cici ini) berhasil memberikan sentuhan keinginan yang kumimpikan *tamparmin* XD lukisnya pakai tangan (well aku juga baru tahu pada saat itu, kalau ternyata teknik sulam itu ada 2) yang pertama pakai tangan, nah nanti bentuk alatnya itu kayak pulpen, diujungnya pisau kayak pisau silet (gambar dibawah) well iya pisau, beneran pisau, aku juga terkejut waktu mengetahui kenyataan ini. Prinsipnya pisau yang telah dicelupkan kedalam tinta ini akan memberikan luka gores ke alis kita sambil meninggalkan tinta disonoh. sakit? akan kujelaskan diparagraf bawah ini. Nah yang kedua, itu menggunakan mesin, setauku ujungnya juga sama, tapi perbedaaannya terletak pada kedalaman pisau yang menggores kalau menurut aku (aku pribadi juga gak pernah ngeliat yang mesin gimana) tapi kalau yang pakai tangan, cici penyulam ini yang akan menggunakan tenaganya dalam menggerakan si pisau yang menari-nari di atas alis kita. Dan well, ini menjadikan pernyataan kalau menggunakan mesin hasilnya akan lebih tahan lama dan lebih percise pada tiap garis. tapi aku memang hanya ingin sulam alis ini jadi guidance ku dalam mengambar alis. so i think its enough dengan murni tenaga cici penyulam ini. Nah kata orang rumahku, dulunya itu yang jaman itu sistem tatoo-ing alis. nah di keluargaku yang lebih sesepuh ada tuh yang pada tatoo-ing alis, dan berdasarkan informasi mereka tatoo-ing itu lebih ke menggunakan jarum yang yang bertinta dan ditusuk2 ke alis. well. sama-sama menimbulkan luka, so i dont want to know more XD
So aku akan segera menunjukkan alisku yang sudah digambar sebelum digores. Harap permisa menyiapkan hati dan batin.
.
.
.
.
.

CilukBa! Apakah ada yang terkejut atas penampakan ini? 😂

Kek gini alat sulam alisnya. Credit photo to the owner.

untuk kesakitannya: hmmmmm, memang sih katanya sakit itu relatif. Cuman yang gimana yah. yah memang sih, dibius lokal, cuman yah gimana juga yaa. awalnya sih gak sakit cuman terasa ada yang menggoreskan sesuatu di alisku. cuman makin lama makin perih *yah daerah yang uda luka digores lagi* terus yah ujung-ujungnya sakit juaaa... Masih bisa ditahan sih rasa sakitnya. aku juga gak sampe menjerit atau gigit kain. Tapi yah bagiku sakit! -.-

1 hari setelah pengerjaan

untuk Proses setelah sulam selesai: Daerah alisku itu mulai mengelupas di hari ketiga, pengelupasan berakhir di hari ke enam. Si alis gak boleh kena air kira-kira 4 hari-an. Jadi yah kudu pelan-pelan hayati cuci muka. Nah aku juga rajin make gel (kutunjukan dibawah gambarnya) yang dikasih sama cici penyulamnya (katanya sih isinya antibiotik sama campuran pelembab) cuman gak ditulis sih ingredientsnya, karna aku sudah mempersiapkan diriku sejak awal, maka aku akan mempercayai cici ini hingga akhir. But well, gak ada tanda-tanda infeksi atau bentukan yang gak bagus sih selama proses pengelupasan, dannnn balik ke normal (of course dengan adanya warna dan sedikit goresan seperti bentuk alis). Nah aku juga beli paket yang ada retouchnya yaitu sebulan setelah sulam pertama. Cuman kebetulan kemarin ini aku ada urgent banget, jadi terpaksa agak menunda sulaman berikutnya sekitar 2 bulan setelah sulam pertama.


Untuk Hasilnya: proudly present you my "lookable" face setelah 1 bulan pengerjaan... jajajajaangg>> Click ini


Kesimpulannya: aku suka banget sama hasilnyaaa.. well ya, karna yg pertama aku beneran minta supaya setipis mungkin, jadi akhirnya setelah 2 minggu pengelupasan aku mulai harus nambah alisku dengan brow powder. Tapi kalau seandainya teman-teman minta lebih tebal, pastinya gak perlu sih.

Ini gel yang kupakai rutin hingga alisku mengelupas sempurna.

Iki loh kartu nama si mbak cici.

Dan sedikit apresiasi buat cici penyulamku, suerr cici ini baik banget, sabar banget, perhatian begeteee... cici ini sampai rela berkali-kali hapus dan gambar ulang alisku sampai menemukan bentukan yang perfect menurut aku, mamaku dan beliau. (alisku ini memang yang kiri tengah agak lebih naik, dan yang kanan ujung agak lebih landai, jadi yah agak mata agak esktra dalam memperhatikan) 😁. Cuman beneran cici ini bagus banget gambarnya, dan pas beliau mulai sulam juga teliti sekali. Beliau juga pelan-pelan dalam menggoreskan tintanya ke alisku *yah walaupun pelan-pelannya tetap sakit sih di aku* tapi setidaknya rasanya jadi nyaman banget pada saat pengerjaan dan ada saat dimana alis kiriku ntah karena kebanyakan luka atau anestesinya memudar atau anestesinya gak sampai sana, tapi pas pengerjaan itu sakitnya lebih dari biasanya. nah beliau ini juga stop terus ngolesin anestesi lagi ke alisku. pokoknya suabarr pollll dehh.



So yah, sekian tulisanku kali ini, kalau masih ada yang ingin ditanyakan, atau ingin mengoreksi kesalahanku, atau sekedar berbagi pengalaman, feel free to comment me.
you can also find me di instagram: @karinagustins
Sampaii jumpa di lain perbincangan.
xoxo

Comments

Post a Comment